Kamis, 28 Agustus 2008

Sikap yang Benar untuk Memulai Bisnis Sendiri

Bukan suatu hal mudah untuk memulai bisnis sendiri, tetapi sebaliknya, juga bukanlah hal sulit untuk dilakukan. Memulai bisnis pribadi merupakan hal yang menakutkan, dan sekaligus menarik. Mengapa? Di satu sisi, hal ini dapat menimbulkan Resiko besar, sedangkan di sisi lain, kesempatan besar dalam kehidupan juga sedang menanti. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika Anda menjadi ingin tahu, apa saja sebenarnya, yang terlibat dengan diri Anda pada saat memulai berbisnis, dan apa saja yang bisa membuat langkah bisnis Anda ini bisa sukses.

Berikut ini ada beberapa hal, yang mungkin bisa membantu Anda untuk memikirkannya sebelum terjun langsung membuka sebuah bisnis:

  1. Carilah jalan dari beberapa cara bisnis konvensional, dan cobalah. Di sini Anda tidak harus, dan memang tidak perlu langsung melakukan cara yang benar bukan? So, Business is Learning by Doing, isn't it?
  2. Jadilah orang yang kreatif, fleksibel, dan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi, dengan mendapatkan informasi tentang pangsa pasar, dan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi, yang sekiranya bisa mempengaruhi pangsa pasar itu.
  3. Apa tujuan pribadi Anda untuk berbisnis sendiri ini? Apa yang Anda kehendaki dalam hidup? Jenis penghasilan seperti apa yang Anda inginkan? Di manakah Anda berada 5 tahun, 10 tahun mendatang? Ini semua bisa menyatakan tujuan pribadi Anda, dan ini bukan hal sepele. Anda harus memiliki dan mengetahui tujuan pribadi yang benar-benar penting bagi Anda, karena perlu Anda ketahui, bukankah bisnis itu sendiri merupakan sesuatu yang menuntut?
  4. Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda sedang melakukan sesuatu yang ingin dilakukan? Apakah Anda bekerja dengan orang-orang yang memang Anda ingin bekerja sama untuk melakukannya? Apakah menurut Anda, kira-kira pengembalian investasi sudah bisa seperti yang diharapkan? Jika ternyata muncul perasaan tidak senang, tidak "mood", maka bisa jadi Anda tidak akan menjadi pengusaha yang baik dan sukses.
  5. Punyai ide bisnis yang disertai hasrat membara atau "passion" pribadi untuk segera memulai dan mengoperasikannya. Hasrat pribadi ini semestinya menjadi bagian dari apa yang Anda kehendaki dalam hidup. Jika tidak, jangan harap Anda bisa mengubah semua ide Anda menjadi bisnis yang sukses.
  6. Lihat kembali dan pikirkan pengalaman kerja Anda. Pengalaman kerja adalah bagian dari ide bisnis. Jika Anda ingin membuka sebuah bisnis, ada baiknya jika Anda ikut program "on the job training" atau magang kerja lebih dulu di bisnis yang sekiranya Anda inginkan. Seperti di Komunitas TDA ini, ada program "Apprentice"...ini bisa juga dimanfaatkan.
  7. Harus berusaha memiliki pengetahuan dasar berbisnis, jangan ngawur atau percaya begitu saja "omongan ngawur" tokoh-tokoh bisnis yang sudah jadi milyarder yang sering bilang, bahwa kalau mau bisnis ya jalanin aja gak perlu mikir. Saya jamin pada akhirnya, jika Anda mengikuti begitu saja "anjuran ngawur" itu, maka Anda akan benar-benar mikir belakangan, dan pusing seribu keliling, akibat bisnis Anda hancur, alias bangkrut dengan hutang melimpah. Ingat, pengetahuan dasar berbisnis ini merupakan salah satu pintu masuk untuk memulai bisnis Anda sendiri. Naluri, perasaan, ataupun intuisi bukanlah pengganti untuk pengetahuan. Jadi Anda harus mau belajar mendalami bisnis dengan ilmu pengetahuan.
  8. Bertanyalah pada hati nurani Anda. Apakah Anda ingin mulai membuka bisnis baru itu karena ingin cepat menjadi kaya raya? Apakah Anda ingin cepat menjadi milyarder? Menurut saya, jika Anda ingin memulai bisnis sendiri dengan sikap seperti tersebut, maka itu bukanlah sikap yang benar. Uang memang penting, tetapi itu akan datang kemudian seperti yang Anda inginkan...setelah Anda melakukan usaha keras, tekun, pantang menyerah, dan dengan rasa hasrat membara.
  9. Punyai "inner vision", yang mengarahkan Anda untuk melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya! Berikan sesuatu yang dibutuhkan orang. Dengan “inner vision” seperti ini, maka yakinlah Anda akan dihargai orang terus-menerus, meskipun mungkin pada awalnya Anda belum menghasilkan uang yang banyak.
  10. Jika Anda sudah memiliki sikap mau melakukan semuanya dengan sebaik-baiknya, maka ini akan membentuk Anda untuk memiliki komitmen sukses, dan membuat Anda untuk terus melangkah dari keadaan sekarang, untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Dan, pada gilirannya nanti, Anda akan menjadi seorang yang kaya ide, punya visi, dan sanggup menerapkan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain, bahkan orang yang mungkin Anda lihat sebagai sosok terbaik pada saat ini.

10 Tips Memulai Bisnis yang Sukses

Berikut ini 10 langkah yang bisa memandu pebisnis menyusun bisnis dam membuatnya sukses.

1. Kerjakan apa yang Anda sukai. Anda akan mencurahkan banyak waktu dan energi untuk memulai sebuah bisnis dan membangunnya menjadi usaha yang berhasil, jadi sangat penting bahwa Anda sangat menikmati secara mendalam apa yang Anda kerjakan, apakah menjalankan sewa pemancingan, mengkreasikan tembikar atau memberikan nasehat keuangan.

2. Mulai bisnis Anda ketika Anda masih bekerja. Berapa lama paling banyak orang bisa tanpa uang? Tidak lama. Dan ini akan menjadi waktu yang lama sebelum bisnis baru Anda benar-benar membukukan keuntungan. Menjadi karyawan ketika memulai bisnis berarti ada uang di saku ketika Anda memasuki proses memulai bisnis.

3. Jangan kerjakan hal tersebut sendirian. Anda membutuhkan dukungan ketika memulai bisnis (dan setelahnya). Seorang anggota keluarga atau teman yang dapat memberikan ide dan akan mendengat secara simpatik hingga hal penting tarakhir memulai bisnis tidak ternilai harganya.

4. Pertama dapatkan klien atau pelanggan. Jangan menanti sampai Anda telah secara resmi memulai bisnis hingga garis ini, karena bisnis Anda tidak dapat bertahan tanpa mereka. Kembangkan jaringan atau network, buat kontak. Jual atau berikan produk atau jasa Anda. Anda tidak dapat memulai pemasaran terlalu cepat.

5. Tulis perencanaan bisnis. Alasan penting membuat rencana bisnis adalah langkah ini dapat membantu Anda menghindari habisnya waktu dan uang mwmulai bisnis yang tidak akan sukses.

6. Lakukan riset. Anda akan mengerjakan banyak penelitian sepanjang rencana bisnis, tetapi itu barulah awalnya. Anda untuk menjadi ahli dalam industri Anda, produk dan jasa. Jika Anda telah selesai. Bergabung pada asosiasi industri atau profesional yang berhubungan dengan bisnis Anda sebelum memulai bisnis merupakan ide yang bagus.

7. Dapatkan bantuan profesional. Di satu sisi, hanya karena Anda menjalankan bisnis kecil, bukan berarti Anda harus menjadi ahli di bidang apa pun. Jika Anda bukan seorang akuntan, hire lah satu atau dua orang misalnya. Jika Anda ingin menulis kontrak, dan Anda bukanlah seorang lawyer, hire lah 1 orang. Anda akan membuang lebih waktu dan munkin juga uang untuk mencoba melakukannya sendiri pekerjaan dimana Anda tidak memiliki kualifikasi untuk mengerjakannya.

8. Dapatkan uang. Simpan jika harus, mendekati investor potensial dan pemberi pinjaman. Gambarkan perencanaan keuangan jatuh ke belakang. Jangan mengharapkan memulai bisnis dan kemudian berjalan ke dalam bank dan mendapatkan uang. Pemberi pinjaman tradisional tidak seperti ide baru dan tidak seperti bisnis tanpa pembuktian track records.

9. Jadi lah profesional semenjak memulai. Segala sesuatu tentang Anda dan cara Anda menjalankan bisnis membuat orang-orang tahu bahwa Anda seorang profesional yang menjalankan sebuah bisnis yang serius. Ini berarti mendapatkan semua pelrengkapan seperti kartu bisnis profesional, telepon bisnis, dan alamat email bisnis, dan memperlakukan orang secara profesional, cara yang sopan.

10. Jalankan hukum dan keluarkan pajak dengan benar pada kali pertama. Hal tersebut lebih sulit dan lebih mahal dibandingkan mengerjakannya setelah itu. Apakah bisnis anda butuh teregistrasi? Akankah Anda harus memiliki asuransi untuk karyawan atau deal dengan pajak gaji? Akan bagaimana bentuk bisnis yang Anda pilih mempengaruhi situasi pajak pendapatan Anda? Pelajari kewajiban pajak dan hukum sebelum Anda memulai bisnis dan mengoperasikannya.

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM

Bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik ( QS. 11/Hud : 61 )

Dalam kamus Bahasa Indonesia, wirausaha diidentikkan dengan wiraswasta, sehingga wirausahawan dapat disebutkan sebagai “orang yang pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru, dan menyusun pedoman operasi untuk pengadaan produk baru,memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. ( Suryanto (ed), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Apollo, 1977 Hal 601 )
Akan tetapi adalah suatu kenyataan bahwa aktifitas berwirausaha merupakan bidang kehidupan yang kurang berkembang secara memuaskan di kalangan masyarakat pribumi atau masyarakat muslim Indonesia. Banyak factor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat terhadap profesi wirausaha. Pertama, image lama yang melekat pada orang yang aktif pada bidang ini, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil. Image ini menyebabkan sebagian besar masyarakat kita tidak tertarik untuk berwirausaha. Para orang tua sebagian besar menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri, pegawai di perusahaan swasta terkenal, jadi insinyur, dokter, pilot, tentara dan jabatan – jabatan keren lainnya. Hampir tidak ada yang menginginkan anaknya jadi wirausahawan. Kalaupun ada yang berminat, sangat terbatas di kalangan mereka yang tidak diterima di perguruan tinggi, pegawai, tentara dan sebagainya.
Kedua, sikap tidak tertarik pada kegiatan wirausaha itu juga dipicu oleh pemahaman yang terlalu simplistic (dangkal) terhadap ajaran agama, khususnya hadis – hadis yang secara sepintas dipahami seakan – akan tidak mementingkan kesuksesan di dunia.
Misalnya : Dunia ini penjara bagi orang yang beriman, dan sorga bagi orang kafir ( Al Hadits )
Di samping itu juga ditemukan ajaran – ajaran agama, khususnya di dunia tasawuf dan tarekat yang, jika dipahami secara sempit, akan cenderung mengecilkan arti prestasi keduniaan, seperti zuhud, wara, faqir dan sebagainya.
Kondisi yang memprihatinkan akibat tradisi dan pemahaman ini akhirnya membuat anak negeri kurang menyentuh kewirausahaan, dan pada gilirannya menyebabkan negeri kita sangat tertinggal bila dibandingkan dengan negara – negara seperti Singapura, Jepang, Korea, Hongkong bahkan Malaysia, di mana negara tersebut mempunyai masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha yang sangat tinggi.
Berangkat dari dasar pemikiran itu, maka pengembangan dan penumbuhan jiwa kewirausahaan merupakan tugas yang inhern dalam agama, dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemulihan krisis ekonomi dan lapangan kerja yang masih melilit bangsa kita.
Paling tidak ada dua alasan mengapa kewirausahaan perlu dikembangkan di Indonesia, dengan penduduk yang mayoritas muslim ini. Pertama, kenyataan dari sejumlah angkatan kerja yang ada, masih sangat sedikit yang tertampung dalam lapangan kerja, sehingga pembukaan lapangan kerja baru menjadi suatu keniscayaan dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia.
Kedua, Nabi Muhammad SAW yang merupakan ikutan dan teladan bagi ummat Islam, komunitas terbanyak negeri ini, adalah seorang pedagang yang sangat ulet dan professional, jujur, memegang amanah, dan terpercaya. Bahkan kredibilitas dan integritas pribadinya sebagai pedagang mendapat pengakuan, bukan hanya dari kaum muslimin, tetapi juga orang Yahudi dan Nasrani, dikarenakan Nabi menjalankan usahanya dengan sangat professional ( Semua sejarah Nabi Muhammad membuktikan hal ini. Lihat, misalnya, Husein Haekal, Hayatu Muhammad )

B. Berusaha Bagian Integral dari Kehidupan
Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya keberdayaan ummatnya, maka Islam memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan pentingnya aktifitas berusaha itu. Di antaranya :
Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah di muka bumi. Dan carilah karunia Allah ( QS Al Jumuah : 10 ).
Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung kemudian kembali memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta – minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi maupun tidak. ( HR Bukhari ).
Pernah suatu saat Rasulullah ditanya oleh para sahabat, “pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab, seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih. ( HR Al Bazzar )
Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama – sama Nabi, orang – orang shadiqin, dan para syuhada ( HR Tirmidzi dan Ibnu Majah ).
Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya perdagangan itu di dunia ini adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki ( HR Ahmad ).
Hadis – hadis di atas memperlihatkan bagaimana kewirausahaan merupakan aktifitas yang inhern dalam ajaran Islam. Sedemikian strategisnya kedudukan kewirausahaan dan perdagangan dalam Islam, hingga teologi Islam itu dapat disebutkan sebagai “teologi perdagangan” ( commercial theology ). Hal tersebut dapat dilihat dalam kenmyataan bahwa :
Hubungan timbal balik antara Tuhan dan manusia bersifat perdagangan betul, Allah adalah Saudagar sempurna. Ia ( Allah ) memasukkan seluruh alam semesta dalam pembukuan-Nya. Segalanya diperhitungkan, tiap barang diukur. Ia telah membuat buku perhitungan, neraca – neraca, dan Ia ( Allah ) telah menadi contoh buat bisnis - bisnis yang jujur.
Pengembangan kewirausahaan di kalangan masyarakat Indonesia memiliki manfaat yang terkait langsung dengan pengembangan masyarakat. Manfaat tersebut antara lain: Pertama, pengembangan kewirausahaan akan memberikan konstribusi yang besar bagi perluasan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Kedua, berkembangnya kewirausahaan akan meningkatkan kekuatan ekonomi negara. Telah terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa kita, bahwa UKM adalah basis ekonomi yang paling tahan menghadapi goncangan krisis yang bersifat multidimensional.
Ketiga, dengan semakin banyaknya wirausahawan, termasuk wirausahawan muslim, akan semakin banyak tauladan dalam mayarakat, khususnya dalam aktifitas perdagangan. Sebab, para wirausahawan memiliki pribadi yang unggul, berani, independen, hidup tidak merugikan orang lain, sebaliknya malah memberikan manfaat bagi anggota masyarakat yang lain. Keempat, dengan berkembangnya kewirausahaan, maka akan menumbuhkan etos kerja dan kehidupoan yang dinamis, serta semakin banyaknya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan bangsa.

C. Sifat – Sifat Dasar wirausaha Muslim
Sebagai konsekuensi pentingnya kegiatan wirausaha, Islam menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya kewirausahaan dalam kehidupan setiap muslim. Budaya kewirausahaan muslim itu bersifat manusiawi dan religius, berbeda dengan budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai landasan kerjanya.
Dengan demikian seorang wirausahawan muslim akan memiliki sifat – sifat dasar yang mendorongnya untuk menjadi pribadi yang kreatif dan handal dalam menjalankan usahanya atau menjalankan aktivitas pada perusahaan tempatnya bekerja. Sifat – sifat dasar itu di antaranya ialah :
· Selalu menyukai dan menyadari adanya ketetapan dan perubahan. Ketetapan ditemukan antara lain pada konsep aqidah ( QS. Al Anbiya : 125 ). Sedangkan perubahan dilaksanakan pada masalah – masalah muamalah, termasuk peningkatan kualitas kehidupan (QS al Ra’d : 11 ).
· Bersifat inovatif, yang membedakannya dengan orang lain. Al Quran menempatkan manusia sebagai khalifah, dengan tugas memakmurkan bumi, dan melakukan perubahan serta perbaikan ( al Hadis ).
· Berupaya secara sungguh – sungguh untuk bermanfaat bagi orang lain. Ada beberapa hadis Nabi yang menjelaskan keharusan seseorang untuk bermanfaat bagi orang lain.
Manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain ( al Hadis )
Siapa yang membantu seseorang untuk menyelesaikan kesulitan didunia, niscaya Tuhan akan melepaskannya dari kesulitan di hari kemudian ( al Hadis ).
Siapa yang menyayangi seseorang di dunia, maka Yang Di Langit akan menyayanginya ( al Hadis )Tidak disebut seseorang itu beriman sebelum ia menyayangi saudaranya sebagaimana ia menyayangi dirinya sendiri ( al Hadis ).Karyanya dibangun secara berkelanjutan. Bukan hanya untuk sesaat atau untuk dirinya sendiri atau orang sezamannya, tetapi untuk jangka waktu yang lebih panjang dan bagi generasi – generasi sesudahnya. Bukan hanya diusahakan berjalan baik pada masanya, tetapi juga sesudahnya. Tegasnya, dibutuhkan pelembagaan bagi sistem kerjanya. Banyak hadist dan ayat – ayat yang memberikan bimbingan dalam hal ini. Di antaranya : Bekerjalah kamu untuk dunia seolah – olah engkau hidup selama – lamanya, dan bekerjalah untuk akhirat, seolah olah kamu akan mati esok hari ( al Hadis ).
Sekiranya kamu tahu bahwa engkau akan mati esok hari, silakan kamu menanam kurma hari ini ( al Hadis ).
Hendaklah merasa kawatir orang – orang yang meninggalkan keturunannya berada dalam keadaan lemah, kawatir akan masa depan mereka ( QS. Al Nisa’ : 9 )

Sabtu, 16 Agustus 2008

Menjadi wirausaha yang baik

Banyak orang yang memiliki penghasilan besar namun mereka kurang mahir mengelolanya, bahkan cenderung untuk
menggunakannya secara konsumtif. Manajer yang baik seharusnya memiliki kecerdasan wirausaha (entrepreneurial intelligence) sebagai bagian dari manajemen diri: Bagaimana pun, seorang manajer harus bisa mengendalikan diri, tak saja secara finansial,namun juga secara emosional, bahkan juga secara sosial dan spiritual. Kecerdasan wirausaha ini bukan sekedar kemampuan manajerial semata, juga merupakan sebuah pola pikir (mind) dan pola tindak (action) yang menumbuhkan inovasi yang bertujuan untuk selalu memberi nilai tambah dari setiap sumber daya yang kita miliki. Menurut Lee Iacocca, manajer terkemuka dari AS,- sebenarnya semua orang punya peluang untuk menjadi manajer yang baik, karena Tuhan telah memberikan bekal pada kita, yakni kesadaran diri, imajinasi, kata hati dan kebebasan untuk mengambil keputusan melakukan langkah, pilihan atau tindakan apa saja yang diinginkan.
Semangat dan jiwa wirausaha ini bisa dimiliki oleh siapa saja. Dan mereka yang memilih untuk menjadi wirausahawan yang sukses, haruslah punya keyakinan dan keberanian untuk mulai melangkah untuk mengubah diri dengan kebiasaankebiasaan baru. Dengan kemampuan ini, seseorang tak saja bisa menjadi wirausahawan yang tangguh, namun juga menjadi manajer atau pengelola tugas yang handal. Berikut ini adalah sepuluh langkah yang bisa menjadi panduan tindakan kita untuk tumbuh dan berubah menjadi pribadi
dengan kemampuan wirausaha yang handal :
Langkah pertama :
Temukan Tujuan dan Dambaan Anda. (Find Your Purpose and Dream All the Time)
Sebenarnya sukses bukanlah hasil, namun adalah sebuah proses. Tiap kali kita berhasil menyelesaikan tugas atau mencapai target, segeralah membuat sasaran baru yang memberi semangat pada kita untuk mencapainya. Usahakanlah untuk memiliki target, baik harian, bulanan maupun tahunan. Bentuknya bisa berupa keinginan untuk meningkatkan penghasilan, penyelesaian tugas, atau perjalanan karir yang menanjak. Apa pun yang Anda dambakan,
semua harus berpijak pada kata kunci SMART ( Specific, Measurable, Achieveable, Reality-based, Time frame). Artinya, semua langkah yang Anda tempuh haruslah spesifik, jelas, terukur, dapat dicapai berdasarkan realitas atau kondisi apapun yang ada dan sedang kita alami saat ini.
Langkah kedua :
Jangan Pernah Berhenti Mengembangkan Diri (Never-ending Innovation)
Langkah yang kedua adalah kebiasaan untuk mengembangkan diri ( melakukan inovasi) tanpa henti. Bila cita-cita atau dambaan hidup kita merupakan bangunan utama, pengembangan diri adalah tiang utamanya. Memang, tak cukup dengan sekedar cita-cita atau impian, karena semuanya harus didukung pengembangan diri tanpa henti. Sehingga bangunan cita-cita itu kuat menghadapi segala rongrongan. Bentuk pengembangan diri bisa beragam. Misalnya, dalam semangat wirausaha kita harus mampu mengelola produk ( product management), memelihara pelanggan (customer management), menata berbagai sistem keuangan (cashflow management systems) dan sebagainya. Kreatifitas untuk mengembangkan diri bisa diterjemahkan sebagai sesuatu yang bisa diterapkan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi untuk senantiasa dapat berinovasi kita memerlukan kecerdasan kreatif (creative intelligence). Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat mencapai kata hati (conscience) kita sebagai sumber kreativitas dan naluri wirausaha kita.
Langkah Ketiga :
Belajar, untuk Tumbuh dan Berubah
( Learn – Change and Grow )
Langkah berikutnya ini tak kalah penting bagi semangat seorang wirausahawan, yakni semangat untuk selalu belajar dan belajar. Bila dicermati, sebenarnya ada berbagai peluang dalam kehidupan ini yang menyediakan kesempatan belajar, mengalami pertumbuhan dan kemajuan. Cukup banyak rahasia dan kiat hidup yang bisa kita temukan untuk dipecahkan dan memberi kita berbagai wacana baru, yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk mencapai apa yang selama ini didambakan dan dicita-citakan. Termasuk keberhasilan dalam membangun karir dan mencapai tahapan hidup yang lebih mapan dan nyaman. Bagi mereka yang bersedia meluaskan pandangan, selalu tersedia ruang bagi munculnya gagasan baru, juga peluang untuk melakukan perubahan dan penyempurnaan dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Gagasan yang muncul itulah yang kemudian akan membantu kita untuk beranjak selangkah lebih maju.
Setelah memiliki sudut pandang dan pemahaman baru akan produktifitas kerja atau langkah-langkah untuk melakukan tahapan kerja secara efektif, kita bisa melihat berbagai kekurangan dan kelemahan yang sebelumnysa pernah kita lakukan. Bagi seorang wirausahawan sejati adalah proses pembelajaran ini pasti dilakukan sepanjang perjalanan karirnya. Hasrat
untuk selalu belajar memahami berbagai hal yang baru bahkan telah menjadi bagian dari diri pribadinya untuk mengembangkan diri. Kini kita berada di era cyber dan informasi. Di masa mendatang, pasti akan terjadi berbagai wacana ilmu pengetahuan, tekn;logi, situasi dan kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baru lagi. Ketika seorang wirausahawan berhenti untuk memperbaiki diri, saat itulah dia berhenti sebagai seorang wirausahawan yang baik.
Langkah Keempat:
Meningkatkan Kemampuan
(Accumulate Your Assets)
Sasaran akhir dari seorang wirausahawan bukanlah menjadi investor atau pemilik usaha. Target akhir para wirausahawan adalah mencapai kebebasan finansial serta mencapai apa yang dicita-citakan. Patut diingat, bila wirausahawan sebenarnya bukanlah sebuah profesi ataupun pekerjaan. Kewirausahaan atau kemampuan untuk mengelola apa saja, adalah sebuah cara yang kita lakukan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan pilihan kita. Seorang pemilik perusahaan yang selalu sibuk bekerja belum tentu seorang wirausahawan yang sejati (true
entrepreneur). Ketika dia belum mampu menerapkan mekanisme pengelolaan pekerjaan tersebut dan menggunakan waktunya untuk meraih berbagai pengembangan baru yang bermakna, dia masih tetap menjadi seorang pekerja. Bukan pengelola (manajer). Apalagi wirausaha. Dalam salah satu kiat keuangan cerdas (smart money) misalnya, salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial adalah dengan memiliki kebiasaan mengakumulasikan atau menambah aset bagus kita pada balance sheet (neraca yang seimbang) sehingga menambah pemasukan ke dalam income statement kita. Salah satu cara yang mudah untuk mengawali kebiasaan ini adalah dengan menabung. Yang penting bukan berapa jumlah yang kita tabung, melainkan kesadaran bahwa setiap bulan kita berusaha untuk menjadi lebih kaya. Balance sheet pribadi kita maupun usaha yang kita miliki harus senantiasa menunjukkan penambahan aset kita.
(Drs.Djumari)
Penulis adalah Leadership
& Motivational Trainer

Selasa, 12 Agustus 2008

tentang kewirausahaan

PENDAHULUAN

Menjadi wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam lingkungan. Setiap wirausaha memiliki perwatakan unik, dan tujuan yang jelas. Semua wirausaha mempunyai gaya tersendiri dalam memiliki dan mengelola perusahaannya.

Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu. Akan tetapi karena para wirausaha merupakan pemimpin dan mereka haruslah menunjukkan sifat kepemimpinan dalam pelaksanaan sebagian besar kegiatan-kegiatan mereka. Para wirausaha harus percaya teguh pada dirinya dan kemampuannya mengambil keputusannya yang tepat. Kemampuan m,engambil keputusan inilah yang merupakan ciri khas wirausaha.

Seorang wirausaha harus bias membangun mentalitas agar usahanya kelak bias sukses, wirausaha harus bias melihat peluang jauh kedepan agar usahanya menjadi maju. Seorang wirausaha juga harus mengelola waktunya dengan sangat efektif. Jadi membangun mentalitas sangat dibutuhkan oleh usahawan.

PEMBAHASAN

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan yang sukses atau definisi lain wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

Wirausaha harus mempunyai sifat percaya diridalam melakukan bisnisnya, seorang wirausaha harus yakin bahwa dia harus sukses dalam menjalankan usahanya. wirausaha tidak boleh mempunyai sifat ketergantungan, karena sifat ini sangat berpengaruh sekali dalam usahanya. Seorang wirausaha harus bisa belajar mandiri sebagai individualitas dan selalu optimis dalam setiap menentukan langkah.

Seorang wirausaha juga harus memberikan kepercayaan kepada rekan mitra kerjanya agar tumbuhnya saling percaya dapat memberikan peluang yang besar, wirausaha harus selalu berpikir positif dari pada berpikir negative. wirausaha tidak boleh selalu menunda dalam setiap kegiatan yang ada saat itu karena sangat berpengaruh sekali dalam usahanya, seorang wirausaha harus segera dan buru-buru mengambil dan mencari peluang agar tidak kedahuluan pesaingnya, seorang wirausaha juga harus selalu sigap dalam mencari informasi tentang bisnis agar bias membaca peluang pasar, maka sangatlah penting sekali seorang wirausaha itu selalu meningkatkan daya pikir mereka agar tidak terpuruk karena semakin majunya tehnologi.

Wirausaha harus mengejar tujuan-tujuan yang berehubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan. Terimalah diri anda sebagaimana adanya dan cobalah tekankan kekuatan-kekuatan anda dan kuarangilah kelemahan anda. Jika anda secara jujur dan agresif mengejar tujuan ini anda akan mencapai hasil-hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan akan mendorong sifat-sifat anda yang paling baik.

Kebanyakan orang membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap mereka. Sikap mental positif memudahkan wirausaha untuk memfokuskan pada kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian dan atas hasil-hasil yang ingin dicapai. Seorang wirausaha harus bersikap mental secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dalam setiap penglaman. Adapun faktor-faktor wirausaha dalam mengembangkan sikap mental yang positif.

a. Pusatkan perhatian anda sedemikian rupa dan gunakan lah pikiran anda secara produktif.

b. Pilihlah sasaran-sasaran positif dalam pekerjaan anda.

c. Bergaullah dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha.

d. Percayalah pada diri anda dan bakat-bakat anda, sukses akan dating kepada mereka yang percaya pada kemampuan mereka dan menggunakan kemampuan itu sepenuhnya.

Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil baik, seorang pempmpin harus mencari peluang-peluang memulai proyek-proyek mengumpulkan sumber daya manusia dan financial yang diperlukan untuk melaksanakan proyek untuk menentukkan tujuan mereka sendiri dan orang lain. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari peluang cara-cara yang lebih baik.

Sifat-sifat kepemimpinan harus dikembangkan sendiri karena sifat ini berbeda-beda pada setiap orang. wirausaha harus berani mengambil resiko karena mereka ingin berhasil. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang sulit tetapi realistic dengan menerapkan ketrampilan mereka. Jadi situasi resiko kecil dan situasi resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan ini tidak mungkin terdapat pada masing-masing situasi itu. Ringkasnya wirausaha menyukai tantangan yang sulit namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut mengambil resiko karena mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan namun setiap pekerjaan mengandung resiko.

Dalam berwirausaha kita tidak boleh kaku tetapi kita harus aktif dan efektif dalam setiap langkahnya, agar semua yang kita cita-citakan dapat terlaksana dengan hasil yang maksimal. Tidak ada salahnya seorang wirausaha itu selalu meningkatkan skillnya kita tidak boleh malu berguru kepada orang yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih dari kita, beguru pun tidak harus berguru pada orang yang lebih tinggi derajatnya tetapi dapat berguru pada siapa saja. Seorang wirausaha tidak boleh selalu merasa puas dia harus selalu mencoba mencoba dan terus mencoba hingga hasilnya maksimal.

Seorang wirausaha perlu berpikir positif untuk menghadapi liberalisasi perekonomian dunia. Berpikir positif merupakan bagian dari persiapan mental pengusaha untuk mengahadapi era pasar bebas. Karena era perdagangan bebas sebenarnya bukan hanya menjadi tantangan usaha kecil, tetapi juga tantangan serius bagi pengusaha menengah dan besar. Akan tetapi tantangan yang akan dihadapi oleh usaha kecil dalam era perdagangan bebas tidak seserius yang akan dihadapi oleh usaha menengah dan besar. Wirausahawan harus dipaksa untuk meningkatkan profesionalitas dan efisiensi usaha-usah guna mengantisipasi persaingan yang semaikn lama semakin besar dan ketat. Pentingnya berpikir positif bagi para wirausaha sangat dibutuhkan. Wirausaha tidak boleh takut gagal tetapi harus bisa mengambil resiko. Wirusahawan juga harus dapat menerima kenyataan dengan lapang dada apabila terjadi kerugian dalam bisnisnya. Salah satu kiat sukses pengusaha selain berpikir positif tetapi juga jeli melihat peluang dan mampu memanfaatkan peluang tersebut, punya kemampuan melihat peluang, namun tidak bias memanfaatkannya akan sia-sia. Sementara niat besar untuk menggarap usaha atau bisnis, namun tak peka melihat peluang hanya membuang waktu dan energi saja. Sehingga pengusaha yang dapat menangkap peluang bias dikatakan sebagai separo sukses sudah ada ditangan. Tinggal mengoptimalkan kinerja, etos kerjanya dan mengembangkan jaringan khususnya jaringan pemasaran.

Manajemen praktis sebenarnya masuk dalam relung-relung yang mendasar tersebut tanpa harus terkontaminasi dengan nuansa kolusi dan nepotisme. Jika seorang pengusaha masih menggantungkan diri pada fasilitas dan kemudahan birokrasi maka matanya jadi tertutup dan tak mampu lagi melihat pelauang didepan mata.

Dalam berwirausaha para manajer berperan antara lain sebagai pihak yang membantu mengatasi masalah sekaligus sebagai pencipta dan pemilihan kondisi subur bagi perkembangan perusahaan beserta SDM di dalamnya. Untuk menjalankan peran dan fungsinya yang demikian strategis itu para usahawan dan manajer wajib berupaya memperluas wawasannya sekaligus mengasah imajinasi dan daya inovasi. Ini adalah dua modal utama yang harus mereka miliki jika ingin berhasil.

Adapun yang diperlukan adalah wawasan atau pengetahuan yang mampu meningkatkan kepekaan usahawan dan manajer melihat jauh kedepan dalam hal kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa agar mampu menangkapnya sebagai peluang dan mewujudkannya sebagai usaha bisnis.

KESIMPULAN
Dari pembahasan ini tentang mengubah mental negatif menjadi positif seorang wirausaha adalah harus selalu berpikir positif dalam setiap melakukan tindakan usahanya.seorang wirausaha tidak boleh takut gagal dia harus berani mengambil resiko seorang wirausaha juga harus selalu sigap dalam setiap mencari peluang bisnis usahanya agar bisa mengikuti perkembangan pasar yang semakin pesat.
Wirausaha harus selalu mempunyai sifat percaya diri tidak mudah menyerah harus selalu mencoba dan terus mencoba hingga hasilnya maksimal,tidak ada seorang wirausaha yang putus asa,dalam mengambil modal juga harus diperhitungkan agar tidak terbuang sia-sia apabila mengalami kerugian.